Untuk mendapatkan suatu kepercayaan hal yang teramat penting adalah konsistensi dalam menerapkan nilai integritas, karena akan menjadi spirit, menjadi nilai unggul, bagian strategi diferensiasi serta merupakan identitas reputasi baik.
Integritas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam dimensi kehidupan manusia, menjadi hal yang paling berpengaruh dalam proses pencapaian apa yang diharapkan. Integritas merupakan kunci meraih keberhasilan atau kesuksesan, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur atau prinsip-prinsip yang ada, maka kesuksesan akan menjadi nyata.
Integritas memiliki makna bahwa terjadinya satu kata dengan perbuatan, sehingga dalam bertindak selalu mengutamakan sikap konsisten berdasarkan nilai-nilai dan kode etik. Integritas tidak bisa dipisahkan dari kepribadian dan karakter seseorang, yang mencerminkan sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kebenaran, baik, memiliki loyalitas atau kesetiaan, memegang teguh nilai-nilai luhur, konsisten, kejujuran. Hal tersebut sangat jelas sekaitan dengan makna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa integritas adalah: “mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.”
Dari definisi tersebut diatas jelas sekali bahwa integritas ternyata berbuah citra dan reputasi, karena dengan kepemilikan integritas membuat terjadinya kesesuaian antara perkataan dan tindakan. Perkataan menghasilkan citra sedangkan perbuatan menghasilkan reputasi yang baik, memang harus diakui bahwa untuk menjadi pribadi yang berintegritas tak semudah membalik telapak tangan, butuh usaha, kerja keras dan perlu melewati proses yang panjang.
Sehingga dengan demikian hal yang pasti harus diakui bahwa hidup adalah memang pilihan, namun yang pasti setiap pilihan memiliki resiko yang harus dihadapi. Sebuah contoh, bagi siapa saja yang pernah melewati ujian, ketika kita mengikuti suatu ujian, terkadang dihadapkan pada dua pilihan, pertama godaan memilih jalan pintas untuk menyontek, tidak mau repot berusaha untuk belajar. Kemudian kedua pilihan memiliki keterpanggilan untuk tidak menyontek, memilih mempersiapkan diri belajar sebaik mungkin, demi perolehan nilai yang baik.
Bilamana prinsip atau nilai-nilai kebenaran yang dikedepankan maka yang seharusnya menjadi pilihan adalah mempersiapkan diri belajar dengan baik karena pilihan tersebut membuat diri seseorang lebih berkualitas di masa depan. Jadi prinsip integritas merupakan aspek utama dalam kehidupan manusia, sebab dengan sikap berintegritas dapat menghasilkan keselarasan dan konsistensi terhadap seluruh aspek dalam kepribadian manusia.
Seorang psikolog dari California, Henry Cloud, berpendapat bahwa integritas adalah: "keutuhan karakter seseorang, yaitu berbagai fungsi karakter yang berbeda-beda bekerja secara selaras, terintegrasi...". Cloud membagi enam aspek karakter integritas, pertama, membangun rasa percaya dalam hubungan. Kedua, berorientasi pada kebenaran. Ketiga, bekerja dengan cara menghasilkan dan selesai secara baik. Keempat, merangkul yang negatif. Kelima, berorientasi pada perkembangan. Keenam, berorientasi pada hal-hal transenden.
Sehubungan dengan hal tersebut integritas dalam kaitannya dengan kepercayaan dibangun melalui relasi yang didasarkan dari hati, memiliki sikap ingin mendengarkan, kesadaran untuk memahami, dan memiliki empati, serta keikhlasan untuk melibatkan diri dengan orang lain.
Orang yang berintegritas menemukan kebenaran melalui relasi, kesadaran mengenai dirinya sehingga kesalahan, kelemahan, distorsi, emosi, salah penilaian dan lain-lain dapat terkoreksi. Orang yang berintegritas mengenal siapa dirinya dan tetap rendah hati.
Jadi kata kuncinya adalah pribadi berintegritas memiliki kemampuan menghimpun tuntutan kenyataan negatif dan mengubahnya menjadi hal yang menguntungkan, tidak akan pernah mengizinkan dirinya melakukan sesuatu yang tidak disetujui; memiliki keberanian untuk berkata tidak bila tidak benar. Memiliki keingintahuan dan hasrat untuk lebih meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keutuhan, dan pengalaman. Artinya telah memiliki kemampuan melampaui keegoisannya karena menyadari ada hal-hal yang lebih besar dari dirinya, dan keberadaannya bukan sekadar untuk kepentingan dirinya. Ia telah menemukan arti kehidupan sebenarnya yang jauh lebih besar. (La Odi Mandong)
No comments:
Post a Comment