Uji energi Psychotronica

 

Uji energi Psychotronica

Meditasi power Psychotronica

Meditasi power Psychotronica
 


Kisah Sedekah Abdurahman bin auf


Salah satu sifat mulia dan disukai Allah adalah sedekah. Memberikan sebagian harta ataupun apa yang kita punya untuk orang lain. Rasulullah SAW banyak memiliki sahabat yang pemurah. Salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf. Dia terkenal dengan kedermawannya sehingga Rasulullah menyebutnya kelak sebagai ahli surga. Salah satu kisah sedkahnya yang legendaris.

Pada suatu hari, saat kota Madinah sunyi senyap,debu tebal berwarna kekuningan mengepul dan mendekat dari berbagai penjuru kota mendekati pintu-pintu kota Madinah. Orang menyangka badai pasir tengah datang tengah datang. Tapi ternyata debu berasal dari kafilah dagang yang sangat yang sangat besar berupa 700 ekor unta penuh muatan memadati jalanan Madinah.

Orang-orang segera keluar melihat pemandangan yang menakjubkan itu. Ini adalah kafilah milik Abdurrahman  bin Auf ra yang baru saja datang dari syam membawa barang dagangan miliknya.

Mendengar kedatangan kafilah Abdurrahman bin Auf itu, Aisyah ra menggeleng-gelengkan kepala, dan berkata,” Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,’ Aku bermimpi melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak’.” (Al-Kanz, no. 33500)

Sebagian sahabat menyampaikan berita ini kepada Abdurrahman bin Auf. Mendengar itu, Ia teringat perkataan Rasulullah yang pernah berkata,” Wahai Abdurrahman bin Auf, sesungguhnya kamu termasuk kaum yang kaya raya dan kamu akan masuk ke surga dengan merangkak. Oleh karena itu pinjamkanlah sesuatu pinjaman kepada Allah sehingga membebaskan kedua telapak kakimu.” (HR. Al-Hakim,3/311 dan Al-Hiyan, 1/99)

Abdurrahman bin Auf pun pergi kerumah Aisyah ra dan berkata,” Sungguh engkau telah menyebutkan suatu hadits yang tak akan pernah aku lupakan. Aku bersaksi bahwa kafilah ini berikut muatan dan pelananya aku Infakkan di jalan Allah.” Muatan itu dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya.

Dilain waktu, Abdurrahman bin Auf ra menjual tanah seharga 40.000 dinar, kemudian membagikan semuanya kepada Bani Zahrah, untuk istri Rasulullah, dan kaum fakir dikalangan kaum muslimin. Suatu hari dia memberikan untuk pasukan kaum muslimin sebanyak 500 kuda.

Pada hari yang lain memberikan sebanyak 1500 unta. Ketika meninggal, ia mewasiatkan sebanyak 50.000 dinar dijalan Allah. Ia mewasiatkan untuk masing-masing orang yang masih hidup dari perang Badar adalah 400 dinar. Bahkan sahabat Usman bin Affan pun mengambil bagiannya dari wasiat tersebut seraya berkata,” Harta Abdurrahman adalah bersih dan halal, menikamti harta tersebut mejadi kesembuhan dan keberkahan.”

Saat menjelang ajalnya, Allah menurunkan ketenteraman-Nya pada Abdurrahman sehingga wajahnya berbinar-binar dengan cahaya. Seloah ia mendengar sesuatu yang menyejukkan dan dekat dengannya. Seperti ia mendengar suara sabda Rasullullah masa lalu,” Abdurrahman bi Auf masuk surga.”

Ia seakan mendengar janji Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat ayat 262 yaitu bagi yang memberikan harta dijalan Allah tidak akan bersedih, karena memperoleh pahala di sisi-Nya.
*berbagai sumber

No Smoking, Please !!!

Tidak diragukan lagi bahwa bahaya rokok semakin besar hingga sampai  pada taraf mengancam kehancuran sebuah bangsa.
Mengingat besarnya kampanye anti rokok di barat, maka banyak perusahaan-perusahaan produsen rokok mengarahkan pemasarannya ke negara-negara berkembang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 52 % dari seluruh produk rokok di dunia ini.• 
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tingkat kematian yang diakibatkan karena mengkonsumsi rokok mencapai 2,5 juta orang pertahun.
Sementara itu jumlah korban untuk kasus yang sama di Amerika Serikat tahun 1987 mencapai 350.000 orang, sedangkan di Inggris pada tahun 1997 mencapai 100.000 orang.•• 
Jumlah korban dan penderita penyakit yang diakibatkan dari mengkonsumsi rokok kian hari kian bertambah.  Lebih parah lagi adanya data yang menyebutkan bahwa 30% sampai 40% dari mereka sudah mulai kecanduan pada usia dibawah lima belas tahun.
Dalam buku yang kecil ini kami berusaha untuk menyampaikan pandangan tentang bahaya tersebut dan sikap syariat kita serta metode untuk menghindarinya.



TEMBAKAU

Dia adalah sejenis tumbuhan dari bangsa Terong, memiliki batang berwarna gelap dan berbentuk silinder, daunnya berbentuk lonjong besar dan agak lengket, berbau tak sedap dan menyengat, didalamnya terkandung berbagai unsure kimia, diantaranya: Nikotin, Baridin, Potas , Nikotianin , Kolilidin, Edrogen, Karbon Oksida, Asam Prosik, Semuanya merupakan racun yang membahayakan.( ) 

Kilas Sejarah 
Tembakau berasal dari benua Amerika, hingga sekarang belum diketahui pasti kapan penduduk benua itu mulai mengkonsumsi tembakau. Disebagian penggalian arkeologi di Amerika ditemukan pipa  rokok keramik yang menunjukkan  tahun  sekitar 600 sebelum Masehi.
Ketika Christopper Colombus bersama orang dari Spanyol tiba pertama kali di Amerika Tengah sebagai penemu benua baru tahun  1492 M, mereka sudah mengenal rokok, maka setelah itu menyebarlah rokok di benua  Eropa.( ) 
Ada yang mengatakan bahwa kalimat tembakau berasal dari kata “Tobago” yang berarti pipa rokok dalam bahasa Indian, ada juga yang mengatakan bahwa “Tobago”  adalah nama sebuah pulau di teluk Mexiko yang padanya terdapat tembakau dan kemudian dibawa ke Spanyol.

Berbagai Macam Cara Merokok.
1.  Cara keretek/cerutu
2.  Menggunakan pipa (cangklong)
3.  Syisyah (menggunakan pipa panjang)
4.  Dikunyah (kunyahan yang mengandung nikotin)
5.  Dihirup.
6.  Dicium (menggunakan campuran sejenis abu dan tembakau) 

Rokok mengandung sekian banyak zat kimia yang mengakibatkan banyak penyakit, akan kami sebutkan disini beberapa yang penting saja:
* Nikotin: Merupakan zat kimia beracun, memiliki susunan seperti alkali. Unsur inilah yang paling banyak pengaruhnya bagi para perokok (60 gram dari unsur ini, seandainya diberikan sekaligus kepada manusia lewat suntikan diurat nadinya, sudah cukup untuk mematikannya dalam beberapa saat)
* Tar: Benda yang lengket sejenis cat, biasa digunakan untuk pengaspalan jalan, Tar ini berguna untuk menyalakan tembakau akan tetapi dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernapasan.
* Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida: yang dihasilkan dari proses pembakaran tembakau dan  kertas pembungkus rokok, zat ini sangat berbahaya bagi kesehatan  .( )
*  Zat  Methanol 
* Baridin 
* Nitrogen Oksida 
* Gas Amoniak Kaustik 

Motivasi Merokok
Universitas Southampton di Inggris telah mengadakan sebuah kajian tentang sebab-sebab orang merokok,   hasilnya menunjukkan bahwa seseorang menjadi perokok secara umum memiliki motivas-motivasi seperti berikut diantaranya:
1.  Mengurangi ketegangan syaraf dan menghilangkan rasa lelah.
2.  Mengendorkan persendian dan mendapatkan  kelegaan setelah merokok.
3.  Merokok untuk menyendiri, sebagian orang akan merasakan kenikmatan merokok seorang diri yang jauh dari pandangan orang lain.
4.  Merokok setelah atau sambil beraktifitas, seperti merokok setelah makan, atau setelah minum kopi atau teh. 
5.  Merokok sebagai pengganti makanan, karena merokok dapat mengurangi nafsu makan sehingga konsumsi makanannya berkurang.
6.  Merokok sebagai sikap sosial, yaitu jika berkumpul bersama temam-teman,  terlebih lagi jika dalam sebuah acara tertentu. 
7.  Merokok untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ada orang-orang yang apabila ditimpa kegundahan, kesempitan atau rasa cemas dalam satu masalah segera menyalakan rokok untuk menghindarinya.
Dan berdasarkan penelitian di Universitas King Sa’ud (Saudi Arabia),  menyebutkan beberapa sebab yang mendorong seseorang untuk merokok, diantaranya: 
1. Anak yang mencontoh perbuatan bapaknya yang merokok dan tidak adanya larangan dari orang tuanya.
2. Bergaul bersama para perokok, khususnya pada usia menjelang dewasa.
3. Ingin menampilkan kejantanannya pada usia muda.
4. Rasa gelisah dan gundah yang diiringi dengan kekosongan rohani ditambah waktu luang yang menjadikan seseorang ingin lari darinya dengan berbagai macam cara.
5. Tidak adanya  pemahaman  yang cukup tentang bahaya rokok. 
6. Lemahnya dorongan keimanan dalam hati sehingga membuat seseorang tidak memperdulikan apa yang akan menimpa dirinya. 


BERBAGAI MACAM PENYAKIT  
AKIBAT  MEROKOK
Merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang mengakibatkan kematian. Dapat kita klasifikasikan berdasarkan organ tubuh yang terkena penyakit:

 Penyakit yang menyerang hati dan organ sirkulasi: 
Penyakit-penyakit ini secara mendasar berkaitan langsung akibat mengkonsumsi rokok:
1.  Penyempitan pembuluh darah koroner (nyeri pada dada yang sangat parah), penggumpalan hati dan bisa menyebabkan kematian mendadak.
2.  Pembekuan pembuluh darah pada otak
3.  Gangguan sirkulasi darah pada anggota tubuh yang mengakibatkan pembekuan serta amputasi pada  betis atau Gargarina.


 Penyakit-penyakit pada organ pernapasan:
Penyakit ini juga berkaitan secara langsung akibat mengkonsumsi rokok:
1.  Kanker Paru-Paru.
2.  Kanker Tenggorokan.
3.  Radang Rongga Tenggorokan yang akut.
4.  Radang Rongga Hidung dan alergi pada hidung.
5.  Asma dan berbagai macam bentuk alergi.

 Penyakit-Penyakit Kejiwaan.
1. Kesedihan kejiwaan.
2. Kegamangan kejiwaan.
3. Tempramen yang labil.
4. Gangguan tidur.
5. Lemahnya selera.
6. Rasa cemas dan emosional.
Berikut data statistik yang dilakukan di Inggris tentang tingkat kematian pertahun perseratus ribu orang penduduk serta penyebabnya dan cara penggunaan rokok* :

Berikut data statistik dari penelitian yang dilakukan di Amerika tentang tingkat kematian pertahun yang diakibatkan oleh penyakit yang disebabkan merokok pada mereka yang berusia diatas dua puluh tahun*:


Penyakit Laki-laki                       Wanita
Meninggal
keseluruhan Meninggal
karena 
merokok Meninggal
keseluruhan Meninggal
karena 
merokok
Kanker bibir,mulut & tekak 5754  3958 2689 1110
Kanker saluran makanan 6310 1717 1345 1257
Kanker perut 7368 1455 5772 1469
Kanker Pankreas 11513 3459 11634 1653
Kanker tenggorokan 2959 2385 664 247
Kanker paru-paru, saluran pernapasan & tenggorokan 82459 65659 36227 17170
Kanker kandung kemih 6597 2447 3114 853
Kanker ginjal 5424 1319 3403 304
Tekanan darah tinggi 13464 2099 17855 2645
Sakit jantung 78340 22362 27000 4892
Pengerasan pembuluh darah 9235 2200 15216 4797
Radang paru-paru dan Influenza  28774 5986 28935 2679
Radang saluran  pernapasan yang akut dan Infezima  10708 9097 5517 3831
Tersumbatnya saluran pernafasan yang akut 31240 26541 26525 11545
Sumber : Jabir bin Salim Musa, Al-Mukhoddirot …, hal 13

 Penyakit-penyakit yang menimpa organ pencernaan:
Perokok dengan segala macam caranya akan mengalami hal berikut:
1.  Radang Mulut, bibir, lidah dan rahang serta Radang gigi, gusi dan pecahnya email (lapisan gigi).
2.  Kanker mulut, bibir, lidah, rahang dan gusi.
3.  Kanker Tekak.
4.  Kanker Saluran Makanan.
5.  Kanker Pankreas.
6.  Radang saluran pernapasan dan Tekak.
7.  Radang dan luka pada lambung dan usus dua belas jari.

 Penyakit yang menimpa mata:
1. Radang selaput ikat mata.
2. Radang selaput pelangi mata.
3. Bertambahnya alergi pada mata.
4. Melebarnya pupil mata akibat pengaruh nikotin dan  cahaya yang rusak.
5. Radang saraf dan terhentinya pertumbuhan  pada mata yang dapat  mengakibatkan rabun mata .  

  Penyakit yang menimpa sistim saluran air kencing:
1.  Tumor jinak pada kandung kemih.
2.  Kanker pada kandung kemih (penyakit ini kian bertambah jika seseorang mengidap Billharsia).
3.  Kanker Ginjal.    
                                                            
 Bahaya merokok pada kehidupan seksual:
Merokok berdampak buruk  terhadap  sperma,  terutama bagi mereka yang mengalami lemah sperma, dapat mengakibatkan kemandulan dan dapat mengakibatkan kelemahan seksual bagi perokok berat.

 Wanita dan Rokok
Wanita perokok juga berpotensi sama mengidap penyakit yang telah disebutkan terdahulu, disamping itu mereka juga akan mengidap penyakit yang khusus terhadap wanita:
1.  Berpeluang besar terkena kanker leher rahim.
2.  Sering mengalami keguguran
3.  berkurangnya timbangan bayi yang dilahirkan.
4.  Berpeluangnya kematian bayi dan  keguguran.

 Anak-anak dan Bahaya rokok.
Anak-anak yang menjadi perokok pasif (tidak merokok, tapi dekat/menghirup asap orang yang merokok) karena kedua orang tuanya atau salah satunya merokok akan  mendatangkan beberapa penyakit terhadap mereka, diantaranya:
1.  Berpeluang besar terkena radang paru-paru, khususnya bagi bayi yang menyusui.
2.  Berpeluang terkena alergi pada organ pernapasan (hidung, rongga hidung, saluran udara)
3.  Lambatnya petumbuhan fisik dan otak jika dibandingkan dengan anak-anak yang kedua orang tuanya tidak merokok.
Adapun anak-anak yang sudah merokok, maka kemungkinan mereka terkena penyakit diatas menjadi dua kali lipat. 


SIKAP ISLAM
TERHADAP ROKOK
Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus nabi Muhammad  dengan petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah ta’ala.
Dia (Rasulullah  membersihkan manusia dari kesyirikan dan kehinaan kepada selain Allah dan memerintahkannya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dengan merendahkan diri dan mencintai-Nya dan meminta serta memohon kepada-Nya dengan penuh harap dan takut. Dia juga mensucikan manusia dari setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa, maka dia melarang manusia atas setiap perbuatan keji dan buruk yang dapat merusak hati seorang hamba dan mematikan cahayanya dan agar menghiasinya dengan akhlak mulia dan budi perkerti luhur serta pergaulan yang baik untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna. Maka dari itu dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan mengharamkan setiap yang keji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan lainnya.
Termasuk yang diharamkan karena dapat menghilangkan kesucian adalah merokok, karena berbahaya bagi fisik dan mengdatangkan bau yang tidak sedap, sedangkan Islam adalah (agama) yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang baik. Seyogyanya bagi seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena sesuatu yang baik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta’ala adalah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik.
Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang hukum rokok :
 “Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena didalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan  dalam sebuah hadits :
   لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ    أخرجه الإمام أحمد في المسند ومالك في الموطأ وابن ماجة
“ Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi)
Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala ketika menerangkan sifat nabi-Nya  berfirman:  “dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (al A’raf : 175) 

Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia.
Ketua: Abdul Aziz bin Baz     
Wakil Ketua: Abdurrazzak Afifi.
Anggota: Abdullah bin Ghudayyan – 
Abdullah bin Quud.



 “Merokok diharamkan, begitu juga halnya dengan Syisyah, dalilnya adalah firman Allah ta’ala: “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa : 29)
“ Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)
Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
  وَلاَ تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمْ الَّتِى جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَامًا  النساء : 5
“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan..” (An Nisa:5)
Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.
Sunnah Rasulullah juga menunjukkan pelarangan terhadap pengeluaran harta yang sia-sia, dan mengeluarkan harta untuk hal ini (rokok dan syisyah) termasuk menyia-nyiakan harta. Rasulullah  bersabda:
 لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ 

Syekh Muhammad bin Sholeh bin ‘Utsaimin
Anggota Lembaga Majlis Ulama Kerajaan Saudi Arabia


 “Telah dikeluarkan sebuah fatwa dengan nomor: 1407, tanggal 9/11/1396H, dari Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di Riyadh, sebagai berikut: 
“Tidak dihalalkan memperdagangkan rokok dan segala sesuatu yang diharamkam karena dia termasuk sesuatu yang buruk dan  mendatangkan bahaya pada tubuh, rohani dan harta. Jika seseorang hendak mengeluarkan hartanya untuk pergi haji atau menginfakkannya pada jalan kebaikan, maka dia harus berusaha membersihkan hartanya untuk dia keluarkan  untuk beribadah haji atau diinfakkan kepada jalan kebaikan, berdasarkan umumnya firman Allah ta’ala:
  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمِ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ اْلأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيْهِ إِلاَّ أَنْ تُغْمِضُوا فِيْهِ    (ألبقرة:267)
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata darinya “ (Al Baqarah: 267)
Rasulullah   berasabda:
“ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik “ (al Hadits)
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.


KEUNTUNGAN MENINGGALKAN ROKOK

1.  Kecil kemungkinan menderita pembekuan pembuluh darah.
2.  Kecil kemungkinan menderita pembekuan hati.
3.  Kecil kemungkinan menderita kanker paru-paru dan kandung kemih.
4.  Memperbaiki pernafasan dan saluran darah, serta meningkatkan kemampuan  bergerak dan kelenturan tubuh.
5.  Meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat menangkal berbagai  macam alergi dan penyakit pencernaan.
6.  Memperbaiki aroma dan kecukupan materi.
7.  Terwujudnya udara rumah yang bersih yang dapat melindungi anak-anak dari berbagai penyakit.



BAGAIMANA CARA MENGHINDARI ROKOK ?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang telah menggerogoti tubuh masyarakat dan menggiring mereka kepada kehancuran.
Kami sebutkan beberapa yang paling penting diantaranya:

1.  Berdoa.
       * Allah ta’ala berfirman:
” Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan “ (Ghafir : 60)
* Dari Abi Hurairah radiallahuanhu berkata: Rasulullah  bersabda :
 لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمُ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ  أخرجه أحمد والترمذى والحاكم
“ Tidak ada yang lebih mulia disisi Allah selain doa” (Riwayat Ahmad, Turmuzi dan Hakim)
* Rasulullah  bersabda:
 دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ وَحَصِّنُوا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ وَأَعِدُّوا لِلْبَلاَءِ بِالدُّعَاءِ   أخرجه البيهقي والطبراني فى الكبير.
“ Obatilah orang-orang sakit diantara kalian dengan shodaqoh dan lindungilah harta kalian dengan zakat dan bersiaplah menghadapi cobaan dengan doa” (Riwayat Baihaqi dan Tabrani)
* Dari Aisyah dia berkata: Rasulullah  bersabda : 
لَنْ يَنْفَعَ حَذَرٌ مِنْ قَدَرٍ وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ وَإِنَّ الْبَلاَءَ فَيَتَلَقَّاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ  أخرجه الحاكم
“ Kewaspadaan tidak berpengaruh bagi takdir, sedangkan doa bermanfaat terhadap apa yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan, sesungguhnya cobaan jika disambut dengan doa akan bertarung sampai hari kiamat” (Riwayat Hakim)

2. Tawakkal Kepada Allah ta’ala.
Tawakkal memiliki kedudukan yang tinggi dan pengaruh yang besar, Allah ta’ala memerintahkan dan menganjurkan  hambanya untuk bertawakkal pada ayat-ayat-Nya yang banyak. Dalam surat Ibrahim Dia berfirman:
“Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal “ (Ali Imran : 122). 
Dan Allah ta’ala telah menjamin bagi orang yang bertawakkal untuk mengurusi segala urusannya dan mencukupi segala keinginannya, sebagaimana firman-Nya: “Siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupi segala keinginannya” (at Thalaq: 3)
Ibnu Rajab berkata dalam kita Jami’ al-Ulum, hal 409: “Hakikat tawakkal adalah bersandarnya hati secara benar kepada Allah ta’ala dalam rangka mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat (bahaya) dalam urusan dunia ataupun akhirat, dia mewakilkan segala permasalahannya kepada Allah, Imannya dia wujudkan dengan (keyakinan) bahwa tidak ada yang memberi dan mencegah, mendatangkan mudharat atau manfaat selain Dia (Allah)”
Banyak orang yang berkeyakinan bahwa tawakkal kepada Allah berarti tidak perlu melakukan sesuatu yang menjadi sebab. Ini merupakan keyakinan yang keliru, Rasulullah  ketika ditanya  seseorang: “Yaa Rasulullah apakah saya lepaskan (binatang) tunggangan saya dan kemudian saya bertawakkal ?“ beliau menjawab:” Ikatlah dahulu baru kemudian bertawakkal” (diriwayatkan oleh Thabrani , al Hakim dan Ibnu Hibban).
Seorang hamba wajib mengusahakan sebab segala sesuatu dan jangan berpangku tangan dalam rangka mewujudkan segala keinginannya tapi bertawakkallah kepada Allah pemilik segala urusan” 
Semoga Allah ta’ala merahmati seorang penyair yang berkata:

تَوَكَّلْ عَلَى الرَّحْمَـنِ فِي كُلِّ حَاجَـةٍ
                                   وَلاَ تُؤَثِّرَنَّ الْعَجْزَ يَوْمـًا عَلَى الطَّلَبِ
أَلَـمْ تَرَ أَنَّ اللَّــهَ قَــالَ لِمَرْيَـمَ
                           إِلَـيْكِ فَهُزِّيْ الْجَذْعَ يُسَاقِطُ الرُّطَبَ
وَلَوْ شَـاءَ أَنْ تَجْنِيْهِ مِـنْ غَيْرِ  هَـزِّهَا
                   جَنَتْهُ وَلَكِـنْ كُلَّ شَـْيءٍ لَهُ سَبَـبَ

Bertawakkallah kepada Ar-Rahman (Allah) dalam setiap keperluan.
Janganlah biarkan kelemahan walaupun sehari untuk merusaknya.
Bukankah kamu mengetahui apa yang Allah katakan kepada Maryam
Guncangkanlah  pangkal pohon korma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak kepadamu 
Seandainya Allah menghendaki dia mendapatkan buah korma tanpa harus menggoyang pohonnya
Niscaya dia mendapatkannya, tetapi segala sesuatu harus ada sebabnya.

3.  Menghentikannya Secara Spontan.
Upaya ini membutuhkan tekad yang kuat setelah tawakkal kepada Allah  ta’ala, sebetulnya perkaranya mudah sekali tidak seperti yang dibayangkan banyak orang, hal tersebut  dapat kita perhatikan  pada bulan suci Ramadhan di siang hari (dimana banyak para perokok yang dengan mudah menghentikan kegiatan merokoknya). Disamping itu ada beberapa hal yang dapat membantu dalam cara ini, diantaranya: 
1.  tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok.
2.  tidak meminum sesuatu yang biasa diminum perokok saat merokok.
3.  melakukan olah raga secukupnya. 
4.  banyak memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.

4.  Pengobatan  Kejiwaan (Psychotheraphy)
Psychotheraphy merupakan salah satu cara pengobatan yang dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui faktor apa saja  yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian mengambil tindakannya atasnya, atau dengan cara mengurangi tindakan merokok dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok dengan memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak menyalakan sebatang rokok, demikian juga para dokter ahli jiwa melakukan beberapa terapi kejiwaan kepada para perokok yang dapat mengontrol prilakunya dan kemudian dapat menyembuhkannya.

5.  Mencari Altertanif  Lain.
Karena nikotin merupakan unsur yang menyebabkan seseorang perokok menjadi ketagihan, maka sesuatu yang memungkinkan bagi perokok untuk menghindari rokok dengan mengunyah sejenis permen  yang mengandung  nikotin atau sejenis benda yang mirip nikotin reaksinya akan tetapi tidak terus menerus, atau menggunakan larutan pencuci mulut atau sejenis tablet yang mengandung unsur yang dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaannya. Atau dapat juga menggunakan siwak dengan selalu meletakkannya  di mulut sebagai pengganti bagi perokok -secara kejiwaan- rokok yang biasa dia hisapnya..
Akan tetapi semua cara tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi kejiwaan.

6.  Menghentikannya Secara Bertahap
Seorang perokok dapat menghentikan kegiatan merokoknya dengan bertahap. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok sebatang atau dua batang setiap harinya. Juga dengan cara menggunakan filter yang dapat mengurangi kadar nikotin. Akan tetapi menghentikannya  secara total lebih besar kemungkinan berhasilnya daripada cara bertahap.

7. Klinik Pemberantasan Rokok.
Didirikannya sejumlah klinik pemberantasan rokok adalah untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaan merokok dengan menggunakan cara akupunktur China misalnya  dilengkapi dengan berbagai metode yang membantu upaya tersebut seperti sentuhan setrum listrik yang dapat melahirkan perasaan kejiwaan berupa reaksi negatif   bagi perokok terhadap bau dan rasa rokok. 
8. Keluar dari Lingkungan Perokok.
Sekali waktu seorang perokok dapat meninggalkan   dunianya yang sunyi dari rokok, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan perjalanan bersama teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil berusaha mengisi waktu yang luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali untuk dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil menguatkan tekad untuk menghentikannya sama sekali dan menumbuhkan kesadaran akan kemampuannya untuk itu sehingga menumbuhkan usaha yang berlipat ganda. 

9.  Memperbanyak Bergaul dengan Orang-orang yang tidak merokok, menghadiri pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam dirinya (untuk merokok) dihadapan mereka.

10. Tidak Putus Asa jika Mengalami Kegagalan.
Diketahui bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan kegiatan merokoknya kembali melakukannya, akan tetapi upaya yang terus menerus serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan. Orang yang memiliki tekad yang kuat adalah orang yang bersedia belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengenal kata menyerah selamanya.




SELAMAT…

Jika anda telah mengambil sikap untuk berhenti dari merokok, itu berarti anda adalah orang yang memiliki kesadaran dan memahami apa yang akan mengancam anda dari  berbagai penyakit akibat merokok. Anda juga orang yang memiliki  
tekad kuat dengan memilih tidak menjadi budak 
dari kebiasaan buruk tersebut.


Kini tinggal anda bersiap-siap menghadapi tantangan berat yang ada di hadapan anda, yaitu: menahan keinginan (untuk melakukannya kembali) dan mengalahkannya.
Sesungguhnya hal ini adalah sebuah prestasi yang layak anda banggakan, maka segeralah mengumumkannya kepada rekan-rekan anda dan anggota keluarga anda, tetapkanlah waktu untuk melaksanakannya, jadikanlah sebagai sejarah yang anda rayakan karena kemenangan anda terhadap rokok. Jika telah tiba waktunya, robeklah bungkus rokok didepan teman-teman anda dan keluarga anda, dan injaklah dengan kedua kaki anda lalu ucapkanlah Takbir.
Boleh jadi pada awalnya anda akan mendapati kesulitan dan rintangan karena orang-orang yang dahulu adalah teman anda kini menjadi musuh anda, tidur anda menjadi tidak nyenyak, gelisah atau mungkin mengalami kegundahan. Tapi ingatlah bahwa manisnya sebuah kemenangan tidak akan dapat 
dirasakan jika dapat dilakukan dengan mudah, dan musuhnya lemah, maka siapa yang terakhir tertawa 
dialah yang dapat tertawa lebih banyak.

SEKALI   LAGI, SELAMAT…




(Sumber : www.islamhouse.com)

Abdullah

Abdullah was a young man with basic high school education. He was on active duty in the U.S. Army for a few years where he learned some technical skills. At present he earns his living by repairing photocopy and fax machines.
How he accepted Islam is interesting. Yet, it is more fascinating to know how he went through the Islamization process. During the Gulf War between the United Forces and Iraq he was posted in Saudi Arabia. Abdullah was shopping in a Saudi market. He picked up an item from the shop and agreed to pay its price to the shopkeeper. However, when he was about to pay for the article, the call for prayer was heard from a nearby mosque. The shopkeeper said, “That’s it,” and refused to do any business until after the prayer was over. He then closed his shop and hurriedly went to the mosque. Abdullah was stunned and wondered about this incident. Why did this man not take the money when there was a mutual agreement on the price? Abdullah never knew of anyone in his life who refused to take money. Usually in business, everybody runs after money one way or another. What kind of person was this shopkeeper? What kind of religion was it that had so much priority in the eyes of this shopkeeper? Abdullah was very inquisitive and wanted to know more about this religion. He read more and more about it and finally decided to embrace Islam after his return to America. In New York he had some good teachers who gave him basic Islamic education and taught him how to read the Quran. Abdullah became a very strict practicing Muslim.
I came to know Abdullah only when he moved to Detroit.  He decided to reside near the Tawheed Center of Detroit and offered most of his prayers in this mosque.  I happened to be voluntarily running the affairs of this mosque.  Conducting the affairs of an Islamic organization can be a challenging task.  Many things happened between brother Abdullah and me, which created some temporary problems between us.  We were both sincere in our own ways.  Our differences totally disappeared in the course of time.  It is, however, a great test of patience to have differences with someone whom you meet several times a day in the house of Allah.  Let me mention a few of them here.
Since brother Abdullah was very regular in all the prayers, I wished to have his participation in some activities of the mosque.  One day I asked him to call the Adhan. He said he would do it outside the mosque on the main road.  I informed him that we were presently going through the licensing process of the building with the local fire department and City of Detroit.  The City of Detroit was holding a public hearing about it.  But, my words did not concern him.  I had to tell him firmly that I had to face the public, the attorney, the Zoning Commission and the City Planning Department.  I said, “You guys come, pray and leave the mosque.  You do not have any idea of the difficulties faced by us at City Hall.  Some wisdom and caution should be observed in our Islamic practice.  Why should we annoy and excite our non-Muslim neighbors? Furthermore, we should concentrate on reviving faith in Muslims rather than creating problems with our non-Muslim neighbors.”  My words did not budge him at all.  He refused to make the Adhan in the mosque.  I, Allah forgive me, had to ask someone else to make the Adhan.
Incidentally, I know only one mosque in North America which has the permission to place its speakers outside the mosque. This is due to a court ruling in favor of the Muslims in Dearborn, Michigan, because of its mostly Muslim neighborhood.
Brother Abdullah asked me for the key to the mosque. I told him that the mosque is open for prayers and we are limiting access to the keys for insurance purposes.
After a few weeks brother Abdullah asked my permission to let his guest sleep in the mosque at night.  I refused.  I asked him, “Why don’t you take him to your house?”  He said, “Because I have a wife.”  I told him, “I shall take your guest to my house.”  He said, “Don’t you have a wife?”  I said, “Yes, but I shall find a room for your guest. Alternatively, I shall keep him in a hotel and pay for it.”  Brother Abdullah walked away angrily.  He wanted to do it only in his own way. He complained to many Muslims about me. In spite of these hard feelings, he was committed to attending the congregational prayers in the mosque.
Brother Abdullah had memorized a considerable part of the Quran.  His recitation was very charming and effective. I asked him to lead the Isha prayer daily.  He was memorizing more and more Quran every day.  He loved every new surah(chapter) he memorized and preferred to recite it whilst leading the prayer.  There were always some mistakes in his newly learned surahs. This made many Muslims uneasy.
I talked to Abdullah about it.  I suggested to him that he should recite only those surahs which he had mastered and that he should recite them in front of me a few times one day in advance.  He liked my suggestion.  Thus he improved and understood my point of view. The mistakes in recitation totally disappeared and our teamwork and co-operative attitude helped us to reconcile. 
We faced another problem with brother Abdullah.  He used to recite a long surah followed by Surah Ikhlas in each rakat(a unit of prayer).  Thus, prayers took a long time. Sometimes the night prayer took twenty minutes.  People did not have this kind of commitment and patience.  I communicated these feelings of the people to brother Abdullah.  He said he liked to recite the way one companion of the Holy Prophet(pbuh) did.  He recited Surah Ikhlas in all his offerings of prayer.  I told him, “As far as I recall, Surah Ikhlas was recited only in the second rakat.”  Brother Abdullah said, “He read in a Hadith that it was in both rakats.”  Hence, nobody could stop brother Abdullah reciting a long surah followed by Surah Ikhlas.
One day I saw him lying on the floor of the mosque on his right side with his arm under his head waiting for the time of Fajr Prayer.  I got worried and approached him and asked him if there was something wrong.  He said he was fine and that Prophet Muhammad(pbuh) used to take brief rest like this, as he was doing.  Abdullah would try to practice anything he read from the Quran or Hadith without being shy.
His family life was remarkable.  His wife and his sister-in-law accepted Islam through his efforts.  His in-laws also accepted Islam.  He had many children.  All were very good in the recitation of the Quran.  His oldest son was about seven years old and had memorized a considerable part of the Quran under his father’s supervision.  His son regularly came to the mosque to offer prayer with the congregation, even in Fajr Prayer.   I do not know anybody who would bring his seven-year-old son regularly to Fajr Prayer, even during severe cold, snow or storm.  Brother Abdullah used to teach his son Quran after Fajr Prayer in the mosque.  His son’s Islamic knowledge, practice and behavior were superb.  His recitation of Quran was excellent like his father. He behaved like a thirty-year-old mature person.  He would be a good Imam of mosque.
Later brother Abdullah not only had the key to the mosque, but he was also made responsible for conducting the prayers in the mosque.  I thought Abdullah was also ready to deliver the Juma’ Khutbas(Friday Sermons).  He reluctantly accepted one.  He did extremely well.  He was, therefore, assigned one Juma’ Khutba at the Tawheed Center of Detroit and one at the Tawheed Center of Farmington Hills, Michigan each month. He was voluntarily carrying out his assignments extremely well.
Without exaggeration many people came to me from both the mosques requesting that he be the Khateeb(the person who gives the Friday Sermon) permanently.  They loved to hear his recitation of the Quran as well.  Truly speaking, we collected more donations for each mosque whenever brother Abdullah delivered the Friday Sermon in Salatul Juma.
One day brother Abdullah came to the Tawheed Center of Detroit with another local Muslim brother.  Fajr Prayer was over and everyone had left the mosque.  I was reciting the Quran when both these brothers entered the mosque. They offered their prayers.  I welcomed both of them since they had just returned from Hajj.  I insisted on taking them to my house for breakfast.  Brother Abdullah declined, telling me he had not yet gone to his house.  He was coming directly to the mosque from Hajj.  He told me that Prophet Muhammad(pbuh) used to go to mosque upon his return from a journey before going home and meeting with his family. I wonder how many born Muslims follow this practice.
Brother Abdullah now laughs on his past rigid behavior.  He now accepts variation in Islamic practice.  He even started calling the Adha inside the mosque.
After his first Juma’ Khutba I introduced him to the audience.  While introducing him I mentioned how he accepted Islam and how his son is proud to be in Fajr Prayer daily.  After this introduction he was anxious to know how his khutba was.  I told him that it was excellent, so much so that he finished on time which happened to be a problem with other Khateebs.  He left quietly.  After Isha Prayer brother Hani wanted to talk to me.  He said, “Brother Abdullah is upset.  He feels that by praising him in his presence, it was like cutting his neck, as mentioned in a Hadith.”  I told him that you should see another Hadith also, which instructs us to give due respect and credit to whosoever deserves it.  Prophet Shuaib(pbuh) also insisted that his people not belittle credit if it is due.  It is also mentioned in the Quran in many places.  Some people focus only on one Hadith and draw their own conclusions.  Thank God I did not exaggerate anything in the introduction. Furthermore, people should know all about the new Khateeb.  I expressed my opinion to brother Abdullah the next day. He was satisfied with my explanation.
After one month once again I introduced him for the benefit of the new audience after his second khutba.  I said, “I am not praising brother Abdullah, but I feel I should do justice in pointing out the facts and the real qualities of our new Khateeb.”  After the introduction, I added that authority and responsibility go together.
Brother Abdullah and brother Hani are now responsible for the mosque in my absence.  Both are handling their responsibility and authority superbly well.
Brother Abdullah attended some Arabic classes in the local community college offered by Dr. Sheikh Ali Suleiman.  Now he speaks Arabic, understands some grammar and recites and memorizes surahs of Quran.  He also learns new Ahadith, delivers the Friday Sermons and guides many disbelievers to the light of Islam. A high school graduate with sincerity and commitment can do all these wonderful things and introduce and propagate Islam amongst people of other faiths.
Brother Abdullah is the by-product of the Gulf War. Many other soldiers accepted Islam after visiting Saudi Arabia.
From the book of "How Islam touched their hearts" By Imtiaz Ahmad 

(www.islamhouse.com)

How Does a Learned Person Call to Allah?

An advice on how to call to Allah the people immersed in the Dunya by Ibn ul Qayyim al Jawziyyah
The learned individual does not command the people to abandon the Dunya, for they are incapable of abandoning it. Rather he instructs them to abandon wrongdoing with their [continue] residence in the Dunya. For the abandonment of the Dunya is supererogatory, but the abandonment of wrongdoing is obligatory. Accordingly, how can an [individual] be commanded to a supererogatory action, when he has [neglected] to establish an obligatory one?! 
If the abandonment of wrongdoing becomes difficult for them to [endure], endeavour to make them love Allah by [means] of mentioning His Signs, His Blessings, His Munificence, His Perfect Attributes, and Exalted Descriptions. For indeed the heart is naturally inclined towards His love. 
If it is attached towards His love, the abandonment of wrongdoing and independence from it, in addition to the persistence upon it shall become easy [to obtain]. Verily, Yahya ibn Mu`adh mentioned, 
Questing for an intelligent [person] for [the affairs of] the Dunya, 
Is superior to the abandonment of an ignorant [person] for it. 
A judicious man invites people towards Allah, thus the [act] of responding becomes easy for them. An ascetic invites them towards Allah by the abandonment of the Dunya, thus the [act] of responding becomes difficult for them. 
Excerpted from the translator's footnotes to "An Explanation of Riyadh al-Saliheen" 
by Shaykh Muhammad ibn Salih al-Uthaymeen 
Translated from al-Fawa'id by Sajad ibn `Abdur Rahman, © 1998 Sajad Rana 

A sister from the Gulf embraces Islam

Alsalam Alaikum Wa Rahmatu Allah Wa Barakatuh(Peace and blessings by upon you all ) 

Praise be to Allah for lighting my heart with the light of Islam, made it possible for me to find the right path, Peace and blessing be upon the prophet of Allah. . 
At first I would like to indicate that the situation I ended up in was a natural result of negligence and carelessness. My story started before I was even born, my father is a Muslim from the (Arabian) Gulf, he married my Christian Arabic mother on a condition that she embraces Islam after getting married. My father and mother both got married In a European country –where they had studied-.
After six months of the marriage my mother refused the idea of accepting Islam, therefore my father decided to divorce her for breaking a major condition of their marriage. At that time my mother was pregnant of me, however that didn’t stop the divorce to take place. My mother then went back to here home country where I was born. Soon after, Dad asked her to take me back, but Mom refused for maternal emotions and insisted that I stay with her, Dad accepted her opinion and left me with my Christian mother. As for my dad, my relationship with him was based on his monthly money transfer that he was committed to me, as well as some occasional calls, I was to meet him once every two years or maybe more… even though I was carrying documents stating that I am a Muslim from the Gulf, however, I didn’t know anything about Islam and the Gulf except what I used to take in geography and history classes, or through what I had observed from the Muslims that I used to see in my mother’s country. 
I used to study in a catholic school and go with my Mom to church; I lived like that for 18 years…I was Muslim by name that used to practice Christian rituals. It is true that I was sluggish in my worship, and hated going to church, but I was blaming myself and always promised myself to become a better Christian in the nearest future.. 
I used to live the careless teen life, I was out all the time spending the nights. I had friends from both genders. My mother used to advice me on some things, but after I had finished high school I didn’t earn a great GPA that will permit me to enter a university that I liked in my mother’s country, so I decided to study in my father’s country.
When I told my father about my plan to study in his place, he didn’t care much, all he asked me was “ where will you live?! I understood that he didn’t want me to live with him, I suggested to have my Mom and maternal step brother to travel and live with me, since my step father had passed away ‘who I used to call Father’.
Dad had accepted this idea, and decided to carry out all the costs associated with this trip including the apartment rent, food, and to increase my monthly salary. 
This tripe was a major turnover in my life, I started learning about Islam from the Muslims themselves. The most thing that had attracted me was, the young girls who covered their heads with ‘Hijab’ scarf, I felt so jealous from them, because I have imagined them as saved diamonds by a piece of black velvet, but I was almost half naked just like an advertisement in a newspaper that attracts a few people, even those few don’t last, soon they would use this newspaper for their kitchen or throw it in the trash. 
During my first year in the university I asked my mother about Islam,- I was so attached to her- but she gave me an answer that I’ll never forget… She said: “I was impressed about Islam before you and married your father, I was a believer of that religion, but after getting to know it closer I became sure that it is not a religion from God… it was just rubbish things from an ignorant Arabic man who didn’t know how to read or write… so how can an educated person like you allow an ignorant man play with her mind and try to adjust here life?...” 
I was silent and accepted here talk, to be honest I didn’t bother myself anymore, because I was enjoying my free open life… 
Three years passed during which I had flashes of thought about my religion…
 I was addicted to the Internet and a frequent visitor to the PalTalk rooms for a full year. One day I entered the room of “Izhar Alhaq”(i.e showing the truth) by mistake, in which I found people showing the dark side of the Christianity, and I had known that a different room was talking bad about Islam. I lost my feelings between both religions between Islam that I’ve been labeled with in my documents plus it is my father’s religion, and Christianity that I was raised with plus it is my mother’s religion… Since my feelings go towards both religions, I decided to find myself in this religion issue… so I stayed for two months shifting and listening to both the Islamic and the Christian room, I gave each room two hours ‘listening only’. After knowing the two religions I started having questions… so I began asking the administrators of both rooms for a whole month. I found warm welcomes and a listening ear from the Muslims more than the Christians, which had amazed me. The only answers I used to get from the Christians when I asked them about the ideas I got from the “Izhar Alhaq” room, is that they are lyres or that it is in the old testament… Old Testament??????? How can a holy book be for a certain period and then get replaced with new book, written by a created person which they call the new testament???? However, the Qur’an is one book! I have compared between both religions and found that Islam is the one that my mind and natural feelings move towards, where the cleanness, justice, and dignity lay . So after three months I chose Islam as my religion, I then visited ‘Hamel Almesk’ room “in PalTalk” to learn more about my new religion. I noticed that the people there were competing to help me especially brother ‘Muslim’ and brother ‘Albalsam Alshafee’ Jazahum Allah Khair… 
Through them, I was introduced to some books, and websites on Islam. I have not faced any difficulties with this religion since its the religion of fitrah (i.e. nature). I announced the ‘Shahadatain’ in ‘Hamel Almesk’ room, then I took a shower, followed by two ‘Rak’ah’ prayers. After three days I wore ‘Alhijab’ (i.e. the head cover), through which my mother knew about my Islam… I can’t say nor describe what she said and did to bring me back to Christianity -because I am making my story brief - she even offered to allow me live a secular life without any limits… can you imagine this call from a mother to her daughter. She even tried to tear up the Qur’an once, but I showed up at the right time.. She tried in various ways, but couldn’t defeat my determination on Islam , I promised her that my religion would not affect her life, so she would leave me live freely… 
Now after three months of being a Muslim, I know about Islam more than those who were born Muslim. Do you know why? Because I chose to enter Islam, and left out my friends and my free life according to the western definition of the free life, all that for the sake of Allah, Allah has become my lover whom I work sincerely for, I knew by being a Muslim I am pleasing my Lord... 
I looked after my religion and ‘all praise are due to Allah’ I became very good in “Tajweed” and have memorized chapters of the Qur’an. I didn’t leave nor delay a single prayer… 
Brothers and sisters I hope you get to know Islam the way I did, so think and ponder into Allah’s rulings that way you’ll get attached and closer to it. Thanks and sorry for the lengthy story, even though I haven’t mentioned many parts of my story. I am 21 years old now, in my last year at the university. 
Regards, Your sister: Muslimah.

ISLAMIC MEDITATION EBOOK